Banyak peneliti melacak balik sejarah ABM berbasis komputasi. Hasilnya, para peneliti percaya bahwa jejak pertama ABM yang dapat ditelusuri adalah cellular automata (CA) oleh Stanislaw Ulam (Wolfram, 2001). CA adalah model sederhana yang bergerak berdasarkan waktu dimana sekelompok besar “organ” yang identik disebar dalam grid bujursangkar yang seragam. Masing-masing organ berada pada satu kotak. Setiap organ secara independen dapat memilih satu atau dua warna dalam satu waktu. Organ-organ ini berjalan dengan aturan sederhana yang dapat diprogram yang merupakan fungsi dari warna tetangganya yang berdekatan. Tujuannya adalah menentukan apakah dalam dunia yang sederhana seperti ini dapat tercipta organ yang dapat mereplikasi dirinya sendiri. Jawabannya: Ya. Dari sistem yang sederhana ini, permodelan kemudian berkembang menjadi lebih kompleks. Grid dibuat tidak seragam sehingga kotak yang berbeda dapat memiliki organ yang memiliki aturan yang berbeda. Sekarang semuanya sudah berkembang sangat jauh sehingga CA sudah dianggap tidak cukup layak digunakan sebagai model berbasis agen. Beberapa tonggak sejarah yang tercatat:
- Thomas Schelling (1971), pionir penggunaan ABM dalam ilmu sosial. Schelling memperkenalkan model segregasi pemukiman yang dimaksudkan untuk menyelidiki seberapa dapat dikaji kelompok penduduk yang netral secara tidak sengaja membentuk lingkungan pertetanggaan yang terpisah-pisah. Catatan awal menyatakan bahwa model ini dikerjakan secara manual, tidak dengan komputer.
- Robert Axelrod (1984), membuat interaksi strategis sederhana.
- Joshua Epstein dan Robert Axtell (1996) memulai simulasi pada keseluruhan masyarakat.
- North and Macal (2009), membuat survey contoh pada bidang ilmu Artificial Life (ALife).
Sejarah lengkap ABM dapat dibaca di North and Macal (2007).