Dalam beberapa model ABM, hubungan spasial menjadi bagian integral dalam pembuatan keputusan para agen. Hal ini dapat trjadi karena alasan-alasan sebagai berikut :

  • satu atau lebih perilaku agen berhubungan dengan pergerakan.

Contoh: air bergerak dari tempat tinggi ke tempat rendah, polutan tersebar karena gerakan angin, satwa liar bergerak untuk mencari makan.

  • agen sering membuat keputusan dalam ruang. Maksudnya, lokasi agen dan lingkungannya berpengaruh dalam pembuatan keputusan, demikian halnya dengan lokasi agen lain yang berkorelasi.

Contoh: orang berlari mencari tempat berlindung atau pintu keluar saat gempa dengan mengikuti arah orang-orang di sekitarnya, burung terbang ke arah yang sama untuk menghindari predator, orang berlindung dari penembakan di balik dinding satu-satunya gedung yang ada disekitarnya.

  • agen dapat merubah komposisi spasial dari fitur-fitur yang ada di lansekap.

Contoh: Ungulata bergerak menuju daerah penyenggutan baru karena rumput yang ada di areal penyenggutan lama telah habis mereka makan, aktivitas perambahan dapat mengubah komposisi tutupan lahan suatu lansekap.

  • keputusan agen mungkin berubah karena ada perubahan pada lingkungan.

Contoh: orang pindah rumah ke daerah pegunungan karena kota telah terpolusi oleh aktivitas industrial, penempatan sumberdaya dalam mitigasi kebakaran hutan mungkin dipindahkan ke daerah yang intensitas apinya besar, lokasi baru terbakar, perubahan arah sebaran api akibat angin, dan tingkat kekeringan lahan yang meningkat.

Untuk menentukan hubungan spasial, perilaku satu agen mungkin didasarkan pada informasi yang diturunkan dari analisis spasial yang kompleks. Contohnya: kantor resort penjaga hutan mungkin dibangun setelah analisis yang kompleks mengenai topografi, aksesibilitas, jarak dari kawasan hutan, ketersediaan sumberdaya primer, kebencanaan dan lain-lain. Keputusan awal pembangunan dapat berubah setelah (misalnya) seorang ahli spasial membuat sebuah program khusus mengenai zonasi kawasan hutan. Dengan mengintegrasikan GIS dan ABM, kita dapat memanfaatkan kekuatan keduanya (kemampuan permodelan dinamis berbasis objek milik ABM dan kemampuan permodelan spasial milik GIS) untuk menangkap feonomena di dunia nyata secara lebih akurat.  

Leave a Reply

Your email address will not be published.